Gaji Programmer Google
Google memang dikenal
memanjakan karyawannya dengan berbagai kemudahan dan gaji besar. Sebagai bukti,
sebuah penelitian mengungkap programmer Google mendapat gaji paling besar dari
perusahaan IT lain.
Hasil penelitian Glassdoor, website informasi lapangan kerja, mengungkapkan gaji programmer Google lebih besar dari pada Facebook, Apple, eBay dan Zynga. Programmer Google rata-rata menerima gaji USD 128.336 per tahun (senilai Rp 1,23 miliar) sedangkan programmer Facebook menerima USD 123,626 (senilai Rp 1,19 miliar) dan programmer Apple menerima USD 114,413 per tahun (senilai Rp 1,1 miliar).
Besarnya gaji bagi programmer Google ini merupakan cara mereka untuk menarik perhatian talenta pemrograman. Walau masih memimpin, Google nampaknya harus waspada terhadap Facebook. Raksasa jejaring sosial itu tersebut menipiskan selisih besar gaji yang diberikan pada programmer-nya. Selisih gaji programmer kedua perusahaan tersebut tahun ini, menurut informasi Wall Street Journal (17/10), menipis menjadi hanya USD 4.710 dari nilai tahun sebelumnya yang sebesar USD 6.852.
Google nampaknya akan terus menawarkan berbagai kemudahan dan insentif bagi karyawannya. Tahun lalu mereka telah meningkatkan gaji seluruh karyawannya sebesar 10 persen. Hal tersebut untuk menjaga kesetiaan pegawai mereka sekaligus menarik perhatian calon karyawan baru. Hal ini penting dilakukan karena upaya pembajakan karyawan merupakan hal biasa dilakukan berbagai perusahaan kelas dunia.
Hasil penelitian Glassdoor, website informasi lapangan kerja, mengungkapkan gaji programmer Google lebih besar dari pada Facebook, Apple, eBay dan Zynga. Programmer Google rata-rata menerima gaji USD 128.336 per tahun (senilai Rp 1,23 miliar) sedangkan programmer Facebook menerima USD 123,626 (senilai Rp 1,19 miliar) dan programmer Apple menerima USD 114,413 per tahun (senilai Rp 1,1 miliar).
Besarnya gaji bagi programmer Google ini merupakan cara mereka untuk menarik perhatian talenta pemrograman. Walau masih memimpin, Google nampaknya harus waspada terhadap Facebook. Raksasa jejaring sosial itu tersebut menipiskan selisih besar gaji yang diberikan pada programmer-nya. Selisih gaji programmer kedua perusahaan tersebut tahun ini, menurut informasi Wall Street Journal (17/10), menipis menjadi hanya USD 4.710 dari nilai tahun sebelumnya yang sebesar USD 6.852.
Google nampaknya akan terus menawarkan berbagai kemudahan dan insentif bagi karyawannya. Tahun lalu mereka telah meningkatkan gaji seluruh karyawannya sebesar 10 persen. Hal tersebut untuk menjaga kesetiaan pegawai mereka sekaligus menarik perhatian calon karyawan baru. Hal ini penting dilakukan karena upaya pembajakan karyawan merupakan hal biasa dilakukan berbagai perusahaan kelas dunia.
Siapakah Penemu OS Android ?
Andy Rubin
lahir pada tanggal 22 Juni 1946 di New Bedford, Amerika Serikat. Dia adalah
pengembang dari Android OS. Sejak kecil, Rubin sudah terbiasa melihat banyak
gadget baru. Ini karena ayahnya, seorang psikolog yang banting setir ke bisnis
direct marketing, menyimpan produk elektronik yang akan dijualnya di kamar
Rubin. Ia memiliki minat besar pada segala hal yang berbau robot.
Di Carl Zeiss A.G., tempat pertama kali ia bekerja setelah lulus kuliah, Rubin ditempatkan di sebuah divisi robotika, tepatnya pada komunikasi digital antara jaringan dengan perangkat pengukuran dan manufaktur. Setelah dari Carl Zeiss, ia sempat bekerja di bidang robot di sebuah perusahaan di Swiss. Karier Rubin di bidang robotika nampaknya semakin cerah, namun hidupnya berubah gara-gara liburan di Cayman Island pada tahun 1989. Saat sedang mengunjungi kepulauan tropis di Jamaika itu, Rubin tak sengaja bertemu dengan seorang bernama Bill Caswell. Pria ini sedang tidur di tepi pantai, terusir dari sebuah cottage setelah bertengkar dengan pacarnya. Andy menawarkan pria itu tempat tinggal dan sebagai balas budi, Casswell menawarkannya pekerjaan. Kebetulan yang menakjubkannya adalah pria itu bekerja di Apple.
Di Apple, Rubin mengalami masa-masa yang menyenangkan. Pada saat itu, Apple masih dalam kondisi baik berkat komputer Macintosh. Budaya Apple pun menular pada diri Rubin. Di sana ia sempat melakukan kejahilan, seperti memprogram ulang sistem telepon sehingga ia bisa berpura-pura sebagai sang CEO, John Sculley. Lelucon seperti itu mungkin akan disukai Steve Jobs, pria yang gemar membuat lelucon lewat telepon, namun ketika itu adalah periode Apple tanpa Jobs. Dari bagian manufaktur, Rubin pindah ke bagian riset di Apple. Kemudian, pada tahun 1990, Apple melakukan spin off untuk membentuk sebuah perusahaan bernama General Magic dan Rubin ikut di dalamnya.
General Magic berfokus pada pengembangan perangkat genggam dan komunikasi. Para engineer yang gila kerja, termasuk Rubin tentunya, berhasil mengembangkan sebuah peranti lunak bernama Magic Cap. Sayangnya, Magic Cap tidak mendapat sambutan dari perusahaan handset dan telekomunikasi. Beberapa yang menerapkan Magic Cap hanya melakukannya sebentar. General Magic pun akhirnya hancur. Beberapa pengembang di General Magic, bersama beberapa veteran Apple, kemudian mendirikan Artemis Research. Perusahaan ini mengembangkan sesuatu bernama webTV, sebuah upaya awal untuk menggabungkan Internet dengan televisi. Rubin bergabung dengan Artemis untuk ikut mengembangkan webTV tersebut.
Saat Microsoft membeli Artemis, di 1997, Rubin pun ikut bergabung dengan perusahaan raksasa itu. Episode gila khas Rubin kembali terjadi di Microsoft. Rubin membangun sebuah robot yang dilengkapi kamera untuk mengerjai rekan-rekannya. Gilanya, robot itu terhubung ke Internet dan pada satu insiden sempat dibobol oleh pihak di luar Microsoft. Pada tahun 1999, Rubin keluar dari webTV (dan artinya, ia tak lagi menjadi karyawan Microsoft).
Pada awal tahun 2002, Rubin sempat memberikan sebuah kuliah di Stanford mengenai pengembangan Sidekick. Karena, meski penjualan Sidekick di pasaran tak meledak, perangkat itu dinilai cukup baik dari sisi engineering. Sebuah kebetulan bahwa Larry Page dan Sergei Brin, pendiri Google, ikut hadir dalam kuliah tersebut. Selepas kuliah, Page menemui Rubin untuk melihat Sidekick dari dekat. Rupanya, Page melihat, perangkat itu menggunakan search engine Google. “Keren,” ujar Page. Ini adalah sebuah titik tolak bagi Page untuk sebuah ide yang dalam beberapa tahun kemudian akan terwujud, sebuah ponsel Google. Kurang lebih dua tahun setelah itu, Rubin telah meninggalkan Danger dan mencoba melakukan hal-hal baru. Termasuk di antaranya mencoba memasuki bisnis kamera digital sebelum akhirnya ia mendirikan Android.
Rubin menginkubasi Android saat ia menjadi enterpreneur-in-residence bersama perusahaan modal ventura Redpoint Ventures di 2004. “Android berawal dari satu ide sederhana, sediakan platform mobile yang tangguh dan terbuka sehingga bisa mendorong inovasi lebih cepat demi keuntungan pelanggan,” ujar Rubin. Pada Juli 2005, 22 bulan setelah Android berdiri, perusahaan itu ditelan oleh raksasa Google. Rubin pun memilih untuk bergabung dengan Google.
Di Carl Zeiss A.G., tempat pertama kali ia bekerja setelah lulus kuliah, Rubin ditempatkan di sebuah divisi robotika, tepatnya pada komunikasi digital antara jaringan dengan perangkat pengukuran dan manufaktur. Setelah dari Carl Zeiss, ia sempat bekerja di bidang robot di sebuah perusahaan di Swiss. Karier Rubin di bidang robotika nampaknya semakin cerah, namun hidupnya berubah gara-gara liburan di Cayman Island pada tahun 1989. Saat sedang mengunjungi kepulauan tropis di Jamaika itu, Rubin tak sengaja bertemu dengan seorang bernama Bill Caswell. Pria ini sedang tidur di tepi pantai, terusir dari sebuah cottage setelah bertengkar dengan pacarnya. Andy menawarkan pria itu tempat tinggal dan sebagai balas budi, Casswell menawarkannya pekerjaan. Kebetulan yang menakjubkannya adalah pria itu bekerja di Apple.
Di Apple, Rubin mengalami masa-masa yang menyenangkan. Pada saat itu, Apple masih dalam kondisi baik berkat komputer Macintosh. Budaya Apple pun menular pada diri Rubin. Di sana ia sempat melakukan kejahilan, seperti memprogram ulang sistem telepon sehingga ia bisa berpura-pura sebagai sang CEO, John Sculley. Lelucon seperti itu mungkin akan disukai Steve Jobs, pria yang gemar membuat lelucon lewat telepon, namun ketika itu adalah periode Apple tanpa Jobs. Dari bagian manufaktur, Rubin pindah ke bagian riset di Apple. Kemudian, pada tahun 1990, Apple melakukan spin off untuk membentuk sebuah perusahaan bernama General Magic dan Rubin ikut di dalamnya.
General Magic berfokus pada pengembangan perangkat genggam dan komunikasi. Para engineer yang gila kerja, termasuk Rubin tentunya, berhasil mengembangkan sebuah peranti lunak bernama Magic Cap. Sayangnya, Magic Cap tidak mendapat sambutan dari perusahaan handset dan telekomunikasi. Beberapa yang menerapkan Magic Cap hanya melakukannya sebentar. General Magic pun akhirnya hancur. Beberapa pengembang di General Magic, bersama beberapa veteran Apple, kemudian mendirikan Artemis Research. Perusahaan ini mengembangkan sesuatu bernama webTV, sebuah upaya awal untuk menggabungkan Internet dengan televisi. Rubin bergabung dengan Artemis untuk ikut mengembangkan webTV tersebut.
Saat Microsoft membeli Artemis, di 1997, Rubin pun ikut bergabung dengan perusahaan raksasa itu. Episode gila khas Rubin kembali terjadi di Microsoft. Rubin membangun sebuah robot yang dilengkapi kamera untuk mengerjai rekan-rekannya. Gilanya, robot itu terhubung ke Internet dan pada satu insiden sempat dibobol oleh pihak di luar Microsoft. Pada tahun 1999, Rubin keluar dari webTV (dan artinya, ia tak lagi menjadi karyawan Microsoft).
Pada awal tahun 2002, Rubin sempat memberikan sebuah kuliah di Stanford mengenai pengembangan Sidekick. Karena, meski penjualan Sidekick di pasaran tak meledak, perangkat itu dinilai cukup baik dari sisi engineering. Sebuah kebetulan bahwa Larry Page dan Sergei Brin, pendiri Google, ikut hadir dalam kuliah tersebut. Selepas kuliah, Page menemui Rubin untuk melihat Sidekick dari dekat. Rupanya, Page melihat, perangkat itu menggunakan search engine Google. “Keren,” ujar Page. Ini adalah sebuah titik tolak bagi Page untuk sebuah ide yang dalam beberapa tahun kemudian akan terwujud, sebuah ponsel Google. Kurang lebih dua tahun setelah itu, Rubin telah meninggalkan Danger dan mencoba melakukan hal-hal baru. Termasuk di antaranya mencoba memasuki bisnis kamera digital sebelum akhirnya ia mendirikan Android.
Rubin menginkubasi Android saat ia menjadi enterpreneur-in-residence bersama perusahaan modal ventura Redpoint Ventures di 2004. “Android berawal dari satu ide sederhana, sediakan platform mobile yang tangguh dan terbuka sehingga bisa mendorong inovasi lebih cepat demi keuntungan pelanggan,” ujar Rubin. Pada Juli 2005, 22 bulan setelah Android berdiri, perusahaan itu ditelan oleh raksasa Google. Rubin pun memilih untuk bergabung dengan Google.
5 Alasan Blackberry di Populerkan di Indonesia
Update
status Facebook dengan BlackBerry? Nge-tweet juga menggunakan BlackBerry? Tiada
hari tanpa pencet-pencet QWERTY keypad untuk BBM dengan teman? Mengirim dan
balas email dengan BlackBerry? Merasa keren jika di tangan ada BlackBerry?
Wah, sepertinya memang Anda salah satu fans berat BlackBerry. Well, Anda tidak sendiri. Meski laporan pasar internasional menunjukkan penghasilan RIM turun drastis pada paruh pertama 2011 ini namun demikianlah faktanya; Indonesia jatuh cinta dengan Blackberry.
Dari sejumlah smartphone yang berkembang di pasar Indonesia, nyatanya BlackBerry menempati posisi yang terhormat di hati masyarakat kita. Bahkan, situs BBC Inggris menyebut rakyat Indonesia cinta mati dengan BlackBerry. Bagaimana bisa begitu?
1. BlackBerry? Keren!
Ok, itulah yang ada di benak sebagian besar masyarakat kita. Lihat saja saat jam istirahat siang, restoran dan kedai makan tidak hanya penuh dengan orang namun penuh juga dengan BlackBerry yang ada di tangan pengunjungnya. Lihat juga di mall, dari usia sekolah sampai yang telah berumur terlihat menggenggam BlackBerry. Suara alert dari BBM dan notifikasi lain di BlackBerry sepertinya telah menjadi bagian dari kehidupan kota. Singkatnya, tanpa BlackBerry Anda dianggap ‘gak gaul’.
2. Demam BlackBerry
‘Demam’ bisa diartikan sebagai sesuatu yang menular. Dari mulut ke mulut fitur yang ditawarkan BlackBerry berkembang dan memunculkan rasa penasaran. Sebagai contoh, jika di awal 2008 hanya satu/dua orang saja di sebuah kantor yang memiliki BlackBerry smartphone maka kini bisa disebut hampir semua orang kantoran punya BlackBerry. Bahkan anak sekolah dari usia SD sampai SMA pun dibelikan BlackBerry oleh orang tuanya. Ya, staff marketing BlackBerry harus berterima kasih pada pengguna BlackBerry Indonesia yang telah menyebarkan virus demam BlackBerry ini.
3. Pengalaman baru
Seperti dilaporkan oleh BBC, ahli IT Onno Purbo mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara pengguna selalu mencari sesuatu yang baru. Dan itu ditawarkan oleh BlackBerry. Barangkali karena sekian lama masyarakat Indonesia terbiasa memakai ponsel dengan keypad standar, maka ketika BlackBerry masuk ke Indonesia dengan menawarkan konsep QWERTY keypad maka antusias dan rasa penasaran pun tak bisa dibendung. Belum lagi jika disebut bisa berkirim pesan tanpa berkurang pulsa. Ya, meski Apple punya iMessage di iOS 5 dan Android juga akan punya Google Messenger, tapi dunia mengakui BlackBerry-lah smartphone pertama yang memiliki layanan mobile messenger, BBM.
4. Demam social media
Tidak dipungkiri internet menjadi satu-satunya pemicu berkembangnya smartphone. Data statistik Socialbakers mengestimasi Indonesia kini memiliki 37 juta pengguna Facebook yang berarti separuh dari pengguna Facebook di Amerika. Sementara itu comScore menempatkan Indonesia pada posisi ke-4 dari pengguna Twitter tertinggi di seluruh dunia. Bukan hanya ajang menjalin pertemanan, namun dua social media tersebut telah menjadi sarana paling ampuh untuk menjalin simpati dan menyebarkan berita, bahkan seringkali lebih cepat dari breaking news di televisi. Sebut saja solidaritas untuk Prita Mulyasari atau support untuk kegiatan sosial yang lebih mudah dan cepat jika memakai sarana Facebook dan Twitter. Dan semua itu bisa terjadi karena adanya BlackBerry smartphone.
5. Kesan mahal
Harus diakui pemikiran seperti itu ada di masyarakat kita meski sebenarnya tidak semua smartphpne BlackBerry mahal. Bahkan jika dibanding smartphone Android high-end atau iPhone, maka BlackBerry masih tergolong lebih rendah harganya. Namun justru kesan mahal itulah yang membuat sebagian masyarakat Indonesia tergila-gila dengan BlackBerry.
Wah, sepertinya memang Anda salah satu fans berat BlackBerry. Well, Anda tidak sendiri. Meski laporan pasar internasional menunjukkan penghasilan RIM turun drastis pada paruh pertama 2011 ini namun demikianlah faktanya; Indonesia jatuh cinta dengan Blackberry.
Dari sejumlah smartphone yang berkembang di pasar Indonesia, nyatanya BlackBerry menempati posisi yang terhormat di hati masyarakat kita. Bahkan, situs BBC Inggris menyebut rakyat Indonesia cinta mati dengan BlackBerry. Bagaimana bisa begitu?
1. BlackBerry? Keren!
Ok, itulah yang ada di benak sebagian besar masyarakat kita. Lihat saja saat jam istirahat siang, restoran dan kedai makan tidak hanya penuh dengan orang namun penuh juga dengan BlackBerry yang ada di tangan pengunjungnya. Lihat juga di mall, dari usia sekolah sampai yang telah berumur terlihat menggenggam BlackBerry. Suara alert dari BBM dan notifikasi lain di BlackBerry sepertinya telah menjadi bagian dari kehidupan kota. Singkatnya, tanpa BlackBerry Anda dianggap ‘gak gaul’.
2. Demam BlackBerry
‘Demam’ bisa diartikan sebagai sesuatu yang menular. Dari mulut ke mulut fitur yang ditawarkan BlackBerry berkembang dan memunculkan rasa penasaran. Sebagai contoh, jika di awal 2008 hanya satu/dua orang saja di sebuah kantor yang memiliki BlackBerry smartphone maka kini bisa disebut hampir semua orang kantoran punya BlackBerry. Bahkan anak sekolah dari usia SD sampai SMA pun dibelikan BlackBerry oleh orang tuanya. Ya, staff marketing BlackBerry harus berterima kasih pada pengguna BlackBerry Indonesia yang telah menyebarkan virus demam BlackBerry ini.
3. Pengalaman baru
Seperti dilaporkan oleh BBC, ahli IT Onno Purbo mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara pengguna selalu mencari sesuatu yang baru. Dan itu ditawarkan oleh BlackBerry. Barangkali karena sekian lama masyarakat Indonesia terbiasa memakai ponsel dengan keypad standar, maka ketika BlackBerry masuk ke Indonesia dengan menawarkan konsep QWERTY keypad maka antusias dan rasa penasaran pun tak bisa dibendung. Belum lagi jika disebut bisa berkirim pesan tanpa berkurang pulsa. Ya, meski Apple punya iMessage di iOS 5 dan Android juga akan punya Google Messenger, tapi dunia mengakui BlackBerry-lah smartphone pertama yang memiliki layanan mobile messenger, BBM.
4. Demam social media
Tidak dipungkiri internet menjadi satu-satunya pemicu berkembangnya smartphone. Data statistik Socialbakers mengestimasi Indonesia kini memiliki 37 juta pengguna Facebook yang berarti separuh dari pengguna Facebook di Amerika. Sementara itu comScore menempatkan Indonesia pada posisi ke-4 dari pengguna Twitter tertinggi di seluruh dunia. Bukan hanya ajang menjalin pertemanan, namun dua social media tersebut telah menjadi sarana paling ampuh untuk menjalin simpati dan menyebarkan berita, bahkan seringkali lebih cepat dari breaking news di televisi. Sebut saja solidaritas untuk Prita Mulyasari atau support untuk kegiatan sosial yang lebih mudah dan cepat jika memakai sarana Facebook dan Twitter. Dan semua itu bisa terjadi karena adanya BlackBerry smartphone.
5. Kesan mahal
Harus diakui pemikiran seperti itu ada di masyarakat kita meski sebenarnya tidak semua smartphpne BlackBerry mahal. Bahkan jika dibanding smartphone Android high-end atau iPhone, maka BlackBerry masih tergolong lebih rendah harganya. Namun justru kesan mahal itulah yang membuat sebagian masyarakat Indonesia tergila-gila dengan BlackBerry.
wanita ini
bukan manusia
Penggemar
AKB48 telah dibuat terkejut dengan informasi berupa kepastian bahwa Aimi
Eguchi, member terbaru dan paling sempurna dari group tersebut dipastikan bukan
manusia!
Sebagian publik Jepang memang mencurigai bahwa gadis cantik ini hanyalah rekayasa digital saja, namun begitu fans beratnya terus meyakini bahwa ia adalah manusia sungguhan, paling tidak hingga informasi ini keluar.
Sekarang jelaslah sudah, Aimi Eguchi dipastikan bukan manusia. Karakter yang menjadi maskot iklan sebuah produk permen di Jepang ini adalah 100% hasil rekayasa komputer. Wajahnya merupakan hasil comotan dari bagian-bagian wajah terbaik member lainnya. Hari kelahirannya 11 Februari ternyata merupakan tanggal perusahaan permen itu berdiri.
Semuanya terbongkar setelah perusahaan itu menyiarkan video tentang pembuatan karakter Aimi Eguchi ke publik.
Menurut kabar dari perusahaan itu, semua ini memang dilakukan secara sengaja oleh tim marketing mereka untuk mengangkat pamor produk yang dibintangi Eguchi. Dan tampaknya tim tersebut berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sebagian publik Jepang memang mencurigai bahwa gadis cantik ini hanyalah rekayasa digital saja, namun begitu fans beratnya terus meyakini bahwa ia adalah manusia sungguhan, paling tidak hingga informasi ini keluar.
Sekarang jelaslah sudah, Aimi Eguchi dipastikan bukan manusia. Karakter yang menjadi maskot iklan sebuah produk permen di Jepang ini adalah 100% hasil rekayasa komputer. Wajahnya merupakan hasil comotan dari bagian-bagian wajah terbaik member lainnya. Hari kelahirannya 11 Februari ternyata merupakan tanggal perusahaan permen itu berdiri.
Semuanya terbongkar setelah perusahaan itu menyiarkan video tentang pembuatan karakter Aimi Eguchi ke publik.
Menurut kabar dari perusahaan itu, semua ini memang dilakukan secara sengaja oleh tim marketing mereka untuk mengangkat pamor produk yang dibintangi Eguchi. Dan tampaknya tim tersebut berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik.
http:/pulsk.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar